16 November 2016

( TV-SERIES ) STRANGER THINGS ( 2016- ) Season 1 : 5 Alasan Kenapa Ini Sangat Menyenangkan

Stranger Things langsung menyita perhatian gue dengan tipografi/font judulnya yang terasa sangat familiar. Setelah diinget-inget barulah gue sadar kalo itu sangat menyerupai layout nama Stephen King di sampul novel2 era 80-annya. Dan juga..judul Stranger Things sendiri hmm bukankah itu  sangat nge-rhyme ama Stephen King?  Lalu coba lihat desain posternya, ada anak-anak belasan taun menaiki BMX! wow apakah ini mengingatkanmu akan sebuah film tentang bocah2 yang nyoba nyelamatin makhluk imut dari luar angkasa? 
 
Ya, dari sini saja semangat homage 80/90-an dan aroma nostalgianya sudah terasa begitu menyengat. Jadi, tanpa nyari tau lebih lanjut gue langsung donlot seri garapan Duffer Brothers yang berhasil menjadi hit Netflix di musim panas kemaren ini. 

 
Oke, folks. Kita langsung ke ceritanya :


Premise :

 
Tahun 1983. Ketenangan kota kecil Hawkins, Indiana terganggu dengan kasus hilangnya seorang bocah 12 tahun Will Byers ( Noah Schnapp ) sepulang dia bermain bersama teman-temannya. Kehilangan putera tanpa kejelasan nasib membuat sang ibu, Joyce ( Winona Ryder ) sangat terguncang, dia memaksa petugas polisi Jim Hopper ( David Harbour ) untuk terus melakukan investigasi sampai puteranya ditemukan. Namun, dalam proses penyelidikannya, Jim dan Joyce mulai menemukan banyak keganjilan.


  
Sementara itu, teman-teman Will, Mike ( Finn Wolfhard ), Dustin ( Gaten Matarazzo ) dan Lucas ( Caleb McLaughlin ) juga berusaha mencari Will di hutan. Disana, bukannya menemukan Will, mereka malah bertemu dengan seorang bocah perempuan misterius ( Millie Bobby Brown ).  Trio bocah ini kemudian memutuskan untuk menyembunyikan bocah perempuan ini dirumah Will dan memberinya nama Eleven. Kita kemudian akan tau, kalo Eleven ternyata memiliki kemampuan telekinesis ( mengontrol benda-benda dengan pikirannya ).   

Berita buruknya, Eleven ternyata sedang diburu oleh sekelompok orang yang terlihat seperti agen rahasia. Mike dkk pun harus menyelamatkan Eleven yang diyakini bisa menjadi kunci dalam memecahkan semua misteri di kota itu, yaitu : hilangnya Will, laboratarium rahasia di hutan serta kemuculan monster ( Demogorgon ) yang meneror kota kecil Hawkins.
 

5 Alasan kenapa 'Stranger Things' Sangat Menyenangkan

 

1. 80's Nostalgia Attack!

 

 

Ah, aslinya gue udah mulai merasa jengah selalu ngomongin indahnya era itu. Bukan apa-apa, pertama ini ngingetin kalo gue ternyata udah tua ( sementara pertumbuhan jiwa gue berhenti di usia 17 ) hehe dan yang kedua, ini yang paling penting, gue khawatir kalo gue udah mulai terdengar menyebalkan seperti mamang tetangga sebelah yang selalu membangga-banggakan betapa hebatnya era 60-an sambil terus mengeluh betapa buruknya musik taun 90-an. 

 

Tapi, mau gimana lagi, bagian paling menyenangkan dari seri ini emang ketika Duffer Brothers berhasil melontarkan gue kembali ( throwback ) ke era dimana bermain bersama temen artinya tuh beneran bermain sama temen.


Perhatiin setiap sudut dunia Stranger Things, dan kalian akan nemuin banyak sekali easter-eggs berupa item-item pop-culture yang sedang hits di masa itu ( yang sekarang udah bisa dibilang klasik ). Dari mulai yang jelas terlihat, seperti poster film2 horror cult yang terpasang di kamar Mike, fashion yang dipakai ( salah satu bocah memakai iconic-outfit dari karakter di sebuah film scifi klasik 80-an..bisa nebak? ), track 'Should I Stay Or Should I Go'  nya The Clash ( yang diperlakukan cukup penting untuk plot disini ), sampai ke detil-detil kecil dimana kalian harus sedikit mencari dengan seksama untuk bisa menemukannya. Dan saat berhasil mengenalinya, itu rasanya seperti ketika kita bongkar2 gudang dan menemukan kembali mainan-mainan lama yang  dulu pernah menjadi bagian hidup. Hehe instant nostalgic chills. 
 
Ini satu yg paling membuat gue senyam senyum sendiri

 

" by the power of grayskull..i have a poweeer! "
  
Serangan nostalgia 80'an tidak berhenti sampe situ saja. Seperti yang udah ditunjukin dengan jelas oleh pemilihan font judul dan desain posternya, dunia dalam Stranger Things di bangun menyerupai alam semesta Steven Spielberg ( di film teen-drama-scifi klasiknya ) namun penuh misteri-gelap yang akan mengingatkan kalian pada  cerita-cerita Stephen King dengan balutan John Carpenter-esque synth score.  Bayangin itu. Yang lebih asik lagi, Duffer Brothers dengan sengaja banyak melakukan homage ( tribute ) untuk adegan film-film klasik yang gue yakin kalian juga bisa menebaknya dengan mudah. Dari mulai E.T, Close Encounters Of The Third Kind, The Goonies, The Thing, Monster Squad, The Gate, Twilight Zone, Firestarter, Carrie daaaan silahkan cari sendiri..masih banyaak lagi! Hehe jadi sambil ngikutin ceritanya, kita juga bisa ngelakuin permainan 'spot the reference stuff' disini. Ini beneran sangat menyenangkan.
 
satu scene bahkan dibuat sangat mirip dengan sebuah adegan dari salah satu film favorit gue sepanjang masa. Stand By Me! 



 
Gue nyaris berharap kalo Eleven kemudian juga akan menyanyikan Lollipop haha.  


Hebatnya, Duffer Brothers mampu menggabungkan begitu banyak influence dan referensi hit-klasik itu kedalam sebuah cerita baru yang membuat Stranger Things tidak hanya berhasil menjadi tontonan misteri yang segar dan penuh kejutan, namun juga  mampu menjadi gudang kenangan yang mengingatkan kembali audiens akan kehangatan keluarga, persahabatan tulus anak-anak, momen coming-age yang panas, juga kesederhanaan era pra-internet/smartphone yang bersahaja.  
 
80/90an adalah sebuah era yang sangat menyenangkan ( khususnya buat gue ), dan lewat seri ini, Duffer Brothers berhasil membawa gue kembali sejenak ke era itu.

 

2. Scientific Explanation

 


Gue selalu suka penjelasan ilmiah dalam film, terutama yang dijelaskan dengan sederhana dan bisa muat di kapasitas otak gue yang terbatas hehe. Dalam Interstellar misalnya, salah satu ilmuwan dalam film itu, menjelaskan teori lubang cacing yang rumit  dengan menggunakan analogi secarik kertas dan bolpoin, sementara dalam Jurassic Park, sang professor ( dibantu karakter animasi bernama Mr.DNA ) menjelaskan bagaimana dia berhasil menghidupkan kembali dinosaurus dengan memanfaatkan fosil nyamuk prasejarah yang terperangkap di getah pohon.
 
Gue nggak yakin apakah scientific explanation dalam film itu emang beneran valid science atau sekedar  'fake science'  dan ditaro di film hanya untuk kepentingan dramatisasi/plot?  Bisa ya, bisa tidak. Tapi, apapun, yang kaya ginian sering berhasil membuat gue berfikir dan terkesima. Bahasa kerennya, mindblown.

 

science for dummies

 Nah, dalam Stranger Things, ada scientific explanation yang cukup menarik tentang parallel dimension yang menjadi misteri utama dalam seri ini.  Teori nya disebut 'The Flea And The Acrobat' dan dijelaskan dengan sederhana oleh Mr. Clarke ( guru IPA di sekolah Mike Cs ) menggunakan analogi pemain akrobat dan kutu. Sejujurnya itu terdengar konyol namun seperti yang udah gue tulis diatas : mindblown.
 

3. Winona Ryder

 


 
Boleh dibilang geng bocah Mike Cs adalah pesona utama dari seri ini dan Eleven ( Millie Bobbie Brown ) tak diragukan lagi sukses menjadi ikon. Tapi gue pikir, Winona Ryder lah yang mencuri spotlight. Selain karena predikatnya sebagai aktris idola era 80/90an berhasil menambah vibe nostalgia yang kuat, Ryder juga berhasil membuktikan kalo kemampuan aktingnya ternyata tidak meluntur seturut usia dan skandal shoplifting yang meredupkan sinarnya itu. 

 
Meski hanya sebagai supporting role, perannya sebagai ibu yang hysterically-depression karena kehilangan anak disini memang sangat impresif. Dia berhasil memerankan karakter dengan emosi yang sebenernya bertolak belakang, frustasi tapi penuh harapan, putus asa tapi menyimpan keyakinan, depresi tapi pantang menyerah. Sebuah olah peran yang mengaduk emosi dan akhirnya berhasil merebut hati penonton. Lewat Stranger Things, Ryder seperti menemukan momentum pembuktian yang sudah ditunggu sangat lama, hingga beberapa reviewer menyebut performanya di sini sebagai 'comeback' seorang Winona Ryder setelah belakangan hanya mendapat peran kecil yang mudah dilupakan.
 

Yap, menyenangkan melihat bintang 80/90an akhirnya 'comeback' dalam sebuah film tentang 80an. Rasanya kaya melihat Barry Prima kembali maen di film silat dimana dia kembali menjadi pendekar bad-ass.
 

4. Passion Project

 

 

Dari sejak menit-menit pertama, sudah sangat kuat terasa kalo Stranger Things adalah sebuah passion project. Duffer Brothers jelas terinspirasi dengan materi vintage 80an yang merupakan era dimana duo sutradara ini tumbuh besar. Ketika tercetus ide untuk membuat sesuatu, mereka kemudian memutuskan untuk bersenang-senang, mengcapture kembali feel nostalgia masa kecil sambil melakukan penghormatan dengan memasukkan semua inspirasi dan referensi klasik yang mereka sukai tadi ke dalam proyeknya, tentunya dengan modifikasi dan sentuhan personal. Mereka nggak terlalu memikirkan hasilnya akan menjadi seperti apa dan bersikeras mengerjakan apa yang pengen mereka kerjakan.

 
Sebagai contoh, dengan cerita dan character-driven yang kuat, Stranger Things sebenernya punya peluang menjadi sajian misteri yang dewasa dan berkelas ( seperti yang udah ditunjukin lewat directorial debut film mereka 'Hidden' setahun sebelumnya ), tapi mereka kemudian memilih naro  bocah2 nerd dan monster kedalamnya yang membuat ini menjadi terasa kekanakan dan murahan. But, they don't give a shit.  Dalam sebuah interview, Duffer Brothers mengaku memang sengaja naro monster demi memenuhi tuntutan jiwa kekanakan dalam diri mereka haha. Keputusan ini pula yang membuat Stranger Things awalnya banyak ditolak channel TV, sampai akhirnya Netflix melihat potensi dan membeli karya mereka.

  
Ya, ini adalah sebuah pure-entertanment yang sederhana, tidak pretensius, passionate,  FUN dan berhasil membuat gue banyak tersenyum saat menontonnya. 
 

5. Good binge watching material 

 

Sebagai seri-TV, Stranger Things ( season 1 ) , boleh dibilang cukup singkat. Dia hanya memiliki 8 episode dengan masing-masing nya berdurasi sekitar 50 menit. Gue pikir ini durasi yang ideal untuk ditonton secara marathon sekaligus, mengingat gue sering kehilangan minat saat menonton seri yang terlalu panjang, penyebabnya apalagi kalo bukan karena cerita yang melebar atau munculnya subplot yang tidak penting, untungnya itu ngga kejadian disini. Stranger Things juga memiliki kualitas antar episode yang terjaga ( alias tidak ada episod yang terasa lemah seperti dalam Ash vs Evil Dead ) sehingga minat menonton terus terjaga hingga akhir episode.

 

GO WATCH IT!
Dan sampai jumpa di season 2 tahun depan.

Stranger Things (TV Series) | 2016 – | Season 1 | Total Episode: 8| Durasi: 42-55 menit / episode | Kreator: The Duffer Brothers| Channel: Netflix | Pemeran Utama: Winona Ryder, David Harbour, Finn Wolfhard, Millie Bobbie Brown, Gaten Matarazzo, Caleb McLaughlin 


2 comments: